The Lantis yang telah memiliki pencapaian dengan “Lampu Merah” yang saat ini telah mencapai 65 juta pendengar di Spotify dan berlanjut dengan merilis album “Pancarona”, kali ini grup musik alternatif The Lantis kembali menyapa penggemarnya dengan single terbaru berjudul “Bunga Maaf” Melalui alunan nada dan lirik-liriknya, The Lantis mencoba menggambarkan kisah penyesalan mendalam dan harapan kosong akibat hubungan yang hancur oleh ego di masa lalu, lagu ini menceritakan tentang seseorang yang berharap akan adanya kesempatan kedua padahal kesempatan itu telah hilang sejak lama.
Pada lagu ini The Lantis untuk pertama kali-nya berkolaborasi dengan musisi lainnya pada proses produksinya, dan sosok tersebut iyalah Rendy Pandugo selaku co-writer dan produser dari lagu ini. Giri, salah satu anggota The Lantis, mengisahkan bahwa kolaborasi ini dimulai dari pengembangan materi baru bersama Rendy, yang kemudian memberikan sentuhan khas pada produksi lagu, membawa nuansa lebih dewasa dan matang dalam aransemen. Selain itu, bagi The Lantis, hasil produksi ini menandai evolusi musik mereka, dalam kesederhanaan yang mendalam tetapi tetap membawa karakter vintage yang menjadi ciri khas dari grup ini.
Visualisasi dari lagu ini juga hadir dalam bentuk visualizer yang menggambarkan protagonis yang berusaha meminta maaf dengan memberikan bunga kepada sosok yang pernah dianggap ‘rumah’. Ojan, anggota lainnya dari The Lantis, menjelaskan bahwa visualizer tersebut mencerminkan perasaan protagonis yang penuh penyesalan karena ego yang membuatnya kehilangan seseorang yang sangat berharga. Elemen-elemen visual, termasuk gaya suntingan bergaya vintage, memperkuat suasana penyesalan yang ingin disampaikan kepada para penonton. Judul “Bunga Maaf” dipilih The Lantis sebagai representasi perwujudan dari rasa penyesalan dan permintaan maaf akan kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu. Sebuah hal yang indah dan penuh kasih, namun rentan layu jika termakan oleh waktu. Sebuah “Bunga Maaf” yang sepatutnya diberikan saat waktu masih mempersilahkan.
Sekilas bagi pendengarnya, mungkin lagu ini akan terdengar seperti layaknya penyesalan kisah romansa. Padahal, ada cerita lebih dalam dibaliknya dimana rasa sakit yang direpresentasikan tidak hanya menggambarkan kisah romansa, tapi dalam hubungan apapun yang berdasarkan dari rasa yang tulus dan kasih yang mendalam. Dari lagu ini The Lantis juga mencoba mengingatkan para pendengar bahwasanya kita sebagai seseorang yang terjalin dalam sebuah hubungan, baik itu pertemanan, percintaan, ataupun keluarga, tidak ada yang luput dari kesalahan. Sehingga selagi masih ada waktu dan kesempatan, baiknya apakah “Bunga Maaf” akan kita berikan kepada orang-orang yang kita sayang dan cintai, atau kita biarkan bunga itu layu di tangan kita dan di makan oleh ego kita sendiri.
The Lantis berharap “Bunga Maaf” dapat menyentuh hati pendengar, baik mereka yang sudah mengenal The Lantis maupun yang baru mendengarkan. Harapan mereka adalah agar lagu ini bisa diterima luas seperti single mereka sebelumnya, “Lampu Merah,” dan membawa The Lantis ke babak baru dalam karier musik mereka.Mereka juga berharap lagu ini dapat menemani mereka yang sedang mengalami fase sulit di dalam hidupnya.