TEKAD, Kisah Tiga Remaja Cantik Mojokerto Mematahkan Patriarki Lewat Jalur Grindcore

Mungkin jika kita mendengar nama Mojokerto yang pertama kali terlintas dikepala adalah kue tradisional khas kota tersebut yakni Onde-onde. Namun siapa sangka, kota yang berada persis ditengah-tengah provinsi Jawa Timur ini juga memiliki unit #grindcore beranggotakan tiga remaja cantik yang menarik perhatian skena musik bawah tanah negeri ini.

Adalah Wulan (vokal), Annysa (gitar) dan Awpia (bass) yang melabeli diri mereka dengan nama TEKAD yang terbentuk 14 April 2015. Berawal hanya sekedar coba-coba memainkan musik penuh distorsi dan raungan yang lazim dimainkan oleh kaum pria, namun kenyataannya mereka eksis hingga saat ini meski pada tahun 2020 kemarin ditinggalkan oleh sang drummer.

Kini dengan formasi trio, TEKAD tetap dengan tujuan awal saat mereka terbentuk yakni membalikan patriarki dan mematahkan stigma bahwa musik penuh distorsi bukan monopoli kaum pria saja. Buktinya kini mereka sudah merilis tiga buah single berjudul “Merdeka”, “Lost Culture” dan “This Grindcore” yang kesemua temanya dilatarbelakangi tentang kehidupan sosial-politik di Indonesia. Karya mereka sudah dapat dinikmati diberbagai macam platform digital.