
Duo legenda musik kugiran Tanah Air yang berbeda aliran, Solid 80 dan Makara semalam menuntaskan ‘perseteruan’ mereka diatas panggung Hard Rock Cafe Jakarta. Solid 80 yang dikenal sebagai band pembawa lagu-lagu milik Queen yang dimotori oleh Tony Wenas dan Makara yang dimotori oleh Kadri Mohamad dan Adi Adrian.
Menurut Kadri, terlaksananya acara semalam yang dipandu oleh Irma Hutabarat adalah imbas dari batalnya mereka tampil di kampus Universitas Indonesia, alma mater mereka dalam acara Homecoming Day (21/08) akibat hujan deras yang melanda Lapangan Rotunda UI (Depok) tempat acara berlangsung. Guna menuntaskan hasrat yang belum tuntas Kadri mengajak Adi dan Tony untuk tetap melanjutkan performa mereka di Hard Rock Cafe Jakarta.
Ketika ditanya mengapa memilih kata versus dalam judul konser kali ini, apakah masing-masing band ingin menunjukan tajinya siapa sebenarnya band terbaik diantara keduanya? Kadri menjawab singkat, “Untuk pemilihan kata sebenarnya hanya untuk lucu-lucuan saja. Namun ketika saya sampaikan, mereka menanggapinya juga dengan santai. Wah seru juga nih! Intinya kami ingin menghibur penonton yang hadir.”

Mengusung jenis musik yang rumit, Makara yang kini beranggotakan Kadri Mohamad (vokal), Adi Adrian (keyboard), Jimmo (vokal), Noldy Benyamin (gitar), Soebroto Harry (bass) dan Budhy Haryono (drum) dibantu musisi tambahan Eghy (keyboard) tampil impresif sejak awal. Bermodalkan dua album “Laron Laron” (1986) dan “Maureen” (2008), Makara tampil percaya diri, sejumlah amunisi mereka lesakan. Konser yang dibagi menjadi 2 sesi ini Makara membuka dengan acara dengan tembang ‘Rajawali’ dan ‘Semusim’ dilanjutkan dengan ‘Laron Laron’ yang dibawakan dengan sangat apik oleh Jimmo menyusul selanjutnya ‘Legenda Masa Depan’ dan ‘Sangkakala’ yang menutup sesi pertama.

Berganti panggung, Solid 80 yang semalam menampilkan Tony Wenas (vokal, keyboard), Khrisna (bass), Noldy Benyamin (gitar),Glenn Tumbelaka (drum), Achink Nugroho, Emiel KWP dan Boyke Sidharta (choir) dibantu oleh Lilo (vokal) menjawab duel dengan nomor hits Queen, ‘Too Much Love Will Kill You’, ‘Under Pressure’, ‘Killer Queen’, ‘Your My Best Friend’, Radio Gaga’, Bring Back That Leroy Brown’ dan menyudahi sesi pertama mereka dengan ‘Don’t Stop Me Now’. Uniknya Noldy yang sebelumnya bermain bersama Makara, ikut bermain pula bersama Solid 80 dan Lilo seolah menjawab tantangan duel Adi Adrian, rekannya di KLa Project dengan menjadi vokalis Solid 80.
Pada sesi kedua Makara memainkan ‘Ronta Jiwa’, kemudian ‘Jurang Pemisah’ milik Yockie Suryo Prayogo disusul dengan ‘Fabel’ dan menutup dengan ‘Indonesia Maharddika’ milik Guruh Gipsy.
Makara adalah unit art-metal (perpaduan art rock dan heavy metal) asal Jakarta yang dibentuk di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun 1980 oleh Andy Julias (drum – wafat tahun 2016) dan Januar Irawan (bass – wafat tahun 2011) ditambah dua orang sahabat di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Kadri Mohamad (vokal) dan Adi Adrian (keyboard) serta Hari Moekti (vokal – wafat tahun 2018) dan Agus Anhar (gitar – wafat tahun 2020). Menjuarai Festival Rock Indonesia pada tahun 1984 dan menyabet gelar ‘Vokalis Terbaik’ bagi Kadri Mohamad membuktikan bahwa band ini memang memiliki kapasitas diatas rata-rata yang mumpuni.
‘Kembalinya’ Makara juga tak lepas dari lagu ‘Laron Laron’ dari album debut berjudul sama milik mereka yang didaulat menjadi lagu tema film “Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas“, sebuah film yang diangkat dari sebuah novel karya Eka Kurniawan dan produser Adi Nugroho (Prosound) mempunyai ide merilis album Makara secara digital di Spotify.
Selepas “Intimate Concert : Solid 80 Vs. Makara”, Makara sudah ditunggu di panggung “JogjaROCKarta Festival” 24 September mendatang.