The Panturas meluncurkan single teranyar berjudul “Lasut Nyanggut” di berbagai digital streaming platform (DSP). Perilisan ini sekaligus menandai era pelayaran baru kwartet asal Jatinangor tersebut dalam agenda menuju mini album terbaru yang bakal diluncurkan via La Munai Records.
Judul lagu dengan lirik berbahasa sunda yang ditulis sang drummer Surya Fikri alias Kapten Kuya ini memiliki arti gagal bersambut. Kisah di dalamnya pun diambil dari sebuah folk yang cukup populer di tanah sunda. Berdongeng tentang seseorang pergi memancing, namun tak kunjung mendapat ikan dan yang dapat justru selalu saja sampah. Saking putus asanya, seseorang tersebut akhirnya meminta pertolongan makhluk halus tapi tetap yang didapat malah jurig jarian atau siluman sampah.
Sebelumnya, trek “Lasut Nyanggut” pernah diluncurkan dalam format vinyl 7” pada tahun 2020 silam. Lagu hasil kerjasama pertamanya bersama Ricky Virgiana, White Shoes and The Couples Company (WSATCC), ini kembali ditunjuk jadi single dengan sedikit sentuhan baru pada segi instrumen. Selain itu, The Panturas juga mengajak beberapa nama kolaborator pada trek satu ini.
“Ini merupakan kerja sama pertama Panturas sama Ricky Virgana sebagai produser,” ungkap vokalis The Panturas, Abyan alias Acin, Bandung (2/10/2024). “Beres rekaman kebetulan di kampung Kuya, Tanjung Sari, ada temannya yang bisa main tarompet namanya Muis, jadi langsung di-take aja sekalian. Sama tentu ada koh Eki (perkusi) dan Panji (keyboard),”lanjutnya.
Rilisan menggunakan bahasa sunda ini merupakan sebuah ombak baru bagi pelayaran The Panturas, arahnya entah bertemu karang atau justru pantai yang lebih luas. Kebaruan ini juga jadi sebuah materi yang cukup asing bagi para pendengarnya secara umum berhubung bahasa yang digunakan pada lirik. Kuya, Acin, Bagus, dan Rizal juga mengakulturasi elemen kesundaan lainnya dengan sentuhan magis, terutama pada nuansa hingga struktur musik dan instrumen di dalamnya.
Kendati demikian, eksplorasi terbaru The Panturas yang cukup asing ini di telinga pendengarnya tersebut tidak menjadi kekhawatiran di tubuh personil, khususnya dalam ranah komersialitas. Mini album terbarunya justru dianggap sebagai sebuah wahana tempat di mana mereka bisa menemukan hal-hal baru dari sebuah latar belakang budaya yang cukup kental melekat pada masing-masing personil.
Demi menggawangi materi-materi penuh eksplorasi ini, The Panturas konsisten memanggil bala bantuan Ricky Virgiana sebagai produser dalam mini album dan bantuan Om Robo (Southern Beach Terror/Sundancer) sebagai guru spiritual gitar. Mini album tersebut juga dikabarkan banyak mengundang kolaborator lainnya.
“Kami berharap dianggap keren aja sih,” tutur Acin sambil tertawa. “Memang ingin bikin rilisan yang bisa menyalurkan kemauannya anak-anak (The Panturas) aja, tapi kalau pada suka dan jadi lagu pop ya alhamdulillah,” pungkasnya.