“Jon Bon Jovi : Sosok Yang Tepat Dijadikan Panutan”

Captain HUNTZ – Tangerang Selatan
Peraih BASF Awards tahun 1991 dengan lagu hits “Cintaku Padamu”, Ita Purnamasari lady rocker asal Surabaya yang juga istri dari seorang musisi berkelas internasional Dwiki Dharmawan dan ibu dari seorang putra bernama Muhammad Fernanda Dharmawan, tepat dihari ulang tahunnya yang ke-51 menerima Rockstar Magz di resto bertema musik miliknya dibilangan Bintaro. Wanita yang sangat mengidolakan sosok Jon Bon Jovi dan Bon Jovi sebagai band ini berbagi kisah dan pengalaman.
Selamat sore mbak Ita, akhirnya kita bisa berjumpa setelah cukup lama berbincang via WhatsApp. Bisa diceritakan kegiatan mbak Ita belakangan ini apa saja? Dari media sosial yang aku ikuti sepertinya lagi sibuk promo single terbaru ya? (Pemilik akun Instagram @itadyahpurnamasari ini cukup rajin update kegiatan kesehariannya).
(Tertawa) Iya mas terima kasih sudah datang. Benar banget, saat ini selain sibuk nyanyi off-air aku juga lagi sibuk promo single terbaru berjudul “Izinkanlah” dan Insya Allah dalam beberapa bulan akan dibuatkan album. Kebetulan tahun 2017 lalu bertepatan dengan 3 dekade Ita Purnamasari berkarya, aku menerbitkan otobiografi berjudul “Satu Ita Tiga Cinta” yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) dan juga menggelar konser tunggal “3 Dekade Ita Purnamasari” di Balai Sarbini bulan Desember 2017. Memasuki tahun 2018 aku tidak ingin berhenti berkarya, tepat di bulan Mei kemarin aku meluncurkan single “Izinkanlah”.
Sudah menjadi rahasia umum kalau mbak Ita ini penggemar berat Bon Jovi. Boleh dong cerita awal mula kesengsem sama band ini?
Awalnya tahun 1986 walaupun dalam scope lokal di Jawa Timur aku sudah sering manggung, pada saat itu lagu-lagu Bon Jovi dari album “Slippery When Wet” memang sedang booming dan aku sering banget bawain lagu-lagu mereka seperti “Livin’ on a Prayer”, “ You Give Love a Bad Name” dan “Never Say Goodbye” apalagi setelah tahu vokalis mereka Jon Bon Jovi itu ganteng, gayanya metal dan suaranya keren. Sejak saat itu aku jatuh cinta sama Bon Jovi sampai sekarang.
Mengikuti sampai album “This House is Not for Sale”?
Ya, aku ngikuti mas sampai album terakhir mereka “This House is Not for Sale” tapi untuk album sebelumnya aku terlewat, karena saat itu lagi sibuk bikin album Religi jadi untuk album “Burning Bridges” memang aku baru sempat dengar belakangan.
Kapan pertama kali nonton konser Bon Jovi?
Tahun 1987, waktu bareng keluarga nganter kakak untuk studi di Amerika. Saat itu kan Bon Jovi lagi top banget…. lagi top banget (diulang), aku nonton konser mereka di Los Angeles.
Kalo pas ada jadwal off-air apakah suka nyanyi menyelipkan lagu Bon Jovi?
Pasti mas, kalo ada kesempatan dan aku lihat audiens juga. Biasanya aku pancing dengan intro, seperti waktu acara halal bihalal beberapa waktu lalu. Aku mainkan intro “It’s My Life” mereka pada nyanyi dan joget-joget. (tertawa)
Mengapa sangat suka dengan sosok Jon Bon Jovi?
Aku baca kisah nya, selain ganteng Jon itu tipe setia menikah dengan teman sekolahnya, cukup relijius dari situ sudah menambah poin untuk dijadikan idola.
Walaupun kemarin sempat ada kabar anaknya tersangkut kasus narkoba, tidak mengurangi kecintaan aku terhadap sosok Jon. Karena faktor pergaulan di Amerika tidak bisa diawasi 100% oleh orang tua. Buktinya dengan sosok ayah yang mendampingi anaknya ketika terjerat masalah anaknya bisa terlepas dari narkoba. Jon Bon Jovi menurut aku adalah sosok tepat yang bisa dijadikan panutan.
Terkait dengan keluarnya Richie Sambora dan “digantikan” oleh Phil X?
Aduh Sayang banget ya. Bon Jovi itu identik dengan Jon dan Richie. Tapi mungkin harus jalannya seperti itu. Mereka yang lebih tahu. Tapi senang juga waktu kemarin Richie satu panggung kembali di Rock and Rol Hall of Fame 2018.
Konser mereka terakhir di Asia Tenggara nonton dong, mbak?
Iya dong. Aku gak mungkin ketinggalan. Aku nonton waktu mereka main di GBK
Ada kisah menarik dibalik Ita Purnamasari nonton konser Bon Jovi tahun 2015 lalu di GBK. Beliau nyaris melewatkan momen indah tersebut lantaran waktunya bersamaan dengan undangan nyanyi di Australia. Tak mungkin menolak job yang sudah tandatangan kontrak, dalam posisi dilema ingin nonton idola akhirnya mbak Ita memutuskan untuk berangkat ke Australia.
Namun jodoh untuk menyaksikan Bon Jovi jilid 2 di Jakarta datang menghampiri beliau disaat-saat terakhir. Visa kunjungan ke Australia tidak kunjung turun. Sehingga panitia memutuskan untuk membatalkan acara tersebut. Namun kepanikan masih menghampirinya lantaran tiket Bon Jovi sold out, beruntung ada awak media yang masih memiliki 2 buah tiket. Sehingga perjalanan spiritual menyaksikan kembali sang idola terwujud.
Gimana perasaannya mbak dimenit-menit terakhir bisa dapet tiket? Nonton di dalam negeri ditemani suami pula.
Luar biasa, semua gak ada yang kebetulan. Aku juga berusaha cari tiket. Ndak nunggu tiket turun dari langit. Sama seperti lagu “Livin’ on a Prayer” semua bisa terwujud jika kita mau berusaha dan berdoa.
Kebetulan suamiku musisi jazz dan kurang mengikuti Bon Jovi sedang aku yang suka rock banget, jadinya sepanjang pertunjukan aku yang nyanyi sambil jingkrak-jingkrakan suamiku yang memfoto dan merekam. Katanya , “Demi istri !” (terbahak-bahak) Pokoknya heboh banget waktu itu.
Mas Dwiki aku lihat juga tipe setia dan family man macam Jon Bon Jovi. Seperti mimpi yang jadi kenyataan ya punya suami seperti idola?
Alhamdulillah aku dapat suami yang mirip dengan sosok Jon Bon Jovi. Dia juga selalu support aku terkait kecintaanku sama Bon Jovi.
Aku sempat baca di majalah HAI terbitan tahun 1992, mbak Ita bertemu secara personal dengan Jon Bon Jovi. Monggo mbak diceritakan pengalamannya…
Waktu tahun 1992, Bon Jovi promo album “Keep The Faith” di Jakarta aku satu-satunya penyanyi wanita yang beruntung bisa bertemu Jon dan wawancara dengan beliau. Dengan waktu yang amat terbatas sekitar 5 menit aku jelaskan kepada Jon bahwa aku die hard fan-nya dia dan band-nya sejak 1986. Jon terkejut waktu aku jelaskan bahwa aku juga seorang penyanyi yang sering membawakan lagu-lagu Bon Jovi ketika manggung. Pada saat foto aku dipeluk Jon. Pokoknya momen pertemuan itu gak akan bisa aku lupakan seumur hidup.
Sebagai penggemar berat, mbak punya koleksi apa aja?
Kaset & CD sudah tentu, bantal yang selalu aku bawa kemana-mana. Awal-awal aku menikah aku sempat dicemburi suami karena yang dipeluk kok bantal Bon Jovi. Selain itu aku juga punya giant poster mereka, pernak-pernik seperti gantungan kunci. Saat mereka manggung di Los Angeles aku borong semua merchandise Bon Jovi. Ada pula bebarapa koleksi yang entah kemana karena aku sempat 2 kali pindah rumah sehingga banyak yang hilang.
Lokasi :
MusiCafe
Bintaro Entertainment Center Lt.1
Jalan HR Rasuna Said
Pondok Aren – Tangerang Selatan
Banten 15220
Foto : Koleksi Pribadi